Kisah nyata ini dialami oleh temanku, saat suaminya tiba-tiba tak sadarkan diri setelah jatuh. Sebelumnya sang suami menyatakan bahwa dirinya sedikit pusing, kemudian berusaha duduk. Karena kondisi kepala sedang pusing, dirinya tak menyadari ada undakan di lantai. Kakinya terantuk dan tubuhnya oleng. Badannya terjatuh dan kepalanya membentur lantai.
Akibat benturan di kepala, terjadi pendarahan di otak. Dokter meminta agar kepalanya dioperasi untuk pengangkatan arah. Kondisi suami yang tak sadarkan diri membuat temanku harus memutuskan operasi tanpa persetujuan suami. Benar-benar sebuah pertaruhan antara hidup dan mati.
Batok kepala dibuka, oprasi berjalan lancar. Namun perjuangan tak sampai disitu, pasca operasi sang suami mengalami amnesia. Lupa akan jati dirinya, lupa pula pada istrinya. Kala itu kawanku selalu dipanggil Teteh (kakak perempuan dalam bahasa Sunda) oleh suaminya sendiri.
Dokter menyatakan bahwa sang suami perlu bimbingan layaknya seorang bayi. Kosa kata banyak hilang pun ingatan akan jati diri serta anggota keluarga lainnya. Mulailah perjuangan baru dalam merawat suami yang mengalami amnesia.
Sang istri dengan sabarnya mengenalkan kosa kata baru, layaknya Ibu yang mengajarkan bayinya bicara. Diceritakan bagaimana kesabarannya menghadapi suami yang terlihat bingung. Tak dapat berbicara dengan kata-kata yang dimengerti, memorinya hilang.
Bisa dibayangkan bagaiaman perasaan seorang istri menghadapi ujian seperti itu. Menyaksikan kenyataan suami tak mengenalinya senagai seorang istri. Selalu nampak kebingungan karena sebagian memorinya hilang. Belum lagi harus mengurusi buah hati yang masih kecil-kecil. Subhanalloh sungguh perjuangan yang luar biasa.
Saat itu kawanku menyatakan hanya kepasrahan kepada sang Kholik yang membuatnya kuat. Ia tak mengetahui akan nasib suami dan dirinya kemudian, yang dilakukannya adalah terus berdo'a dan berusaha harapan terbesarnya adalah suami bisa pulih dan beraktivitas seperti sediakala.
Selama hampir 3 bulan lamanya, sang istri dengan telaten mengajarkan nama-nama benda, memutar video dan album foto untuk membangunkan kembali memori suami tercinta. Hingga satu saat didapatinya sang suami menangis. Tangannya memegang bagian kepalanya yang tak ditutupi batok kepala. Ia kebingungan menanyakan apa yang terjadi dengan dirinya?
Dengan penuh kesabaran sang istri menjelaskan "Ayah jatuh, kepala membentur lantai terjadi pendarahan di otak." Sejak saat itu mulailah memori terangkaikan dengan baik. Perlahan-lahan ingatan sang suami pulih kembali.Allohu Akbar!
***
“Saya selalu tak percaya bisa melewati masa-masa sulit itu, sebuah keajaiban” demikian sang istri bercerita padaku. Ia merasa seperti diberikan kesempatan kedua oleh Alloh Swt. Menghadapi suami yang sempat tak sadarkan diri kemudian amnesia dan baru pulih kembali ingatannya beberapa bulan kemudian, tentulah membutuhkan perjuangan yang besar. Suami seakan hidup kembali, Alhamdulillah mulai mengenal siapa dirinya istri serta anak-anaknya.
Kini sang suami sudah kembali bekerja seperti sediakala. Kepalanya mengalami operasi kembali untuk pemasangan batok kepala yang awalnya sempat dilepas. Semua berjalan kembali normal meski sesekali suami terkadang lupa untuk sesuatu hal. Memorinya sedikit terganggu akibat benturan yang dialaminya.
Dari kisah tersebut saya belajar bahwa kasih sayang Alloh Swt menjadikan semua hal yang dihadapi kawanku terasa mudah. Keyakinannya akan pertolongan Alloh Swt membuat keputusan-keputusan sulit dapat diambil dengan cepatnya.
Berbahagialah wahai kawanku, kalian kembali menjadi pasangan suami istri. Bahagianya diriku melihatmu. Barokalloh…
Sumber : ummi-aleeya.blogspot
Artikel keren lainnya: